Pencarian

9/17/2014

"NATURE SMART” YANG TERLUPAKAN

Adam A. Supriatna, S.Pd.
Pendidik di SMP Negeri 2 Cipanas

Prof Gardner, pakar dan pencetus teori kecerdasan majemuk atau populer dengan istilah Multiple Intelligence, mengemukakan adanya kecerdasan pada  manusia yang ternyata tidak tunggal tapi majemuk. Jadi tidak hanya IQ atau Intellegence Quotion saja yang jadi ukuran seperti yang telah lama dikenal dan digunakan untuk mengukur kecerdasan seseorang. Menurut Gardner setidaknya ada delapan potensi kecerdasan yang sudah built-in atau melekat pada setiap manusia; salah satunya adalah kecerdasan naturalistik atau naturalistic intelligence. Mereka yang memiliki potensi kecerdasan ini akan peka, peduli, mudah memahami, dan sangat tertarik dengan fenomena alam sekitarnya termasuk segala perubahan yang terjadi. 

Charles Darwin mungkin salah satu contoh ideal dan fenomenal seorang manusia dengan tingkat kecerdasan naturalistik yang tinggi. Minat dan sumbangsihnya terhadap pengetahuan sejarah alam sangat sangat bermanfaat pada saat ini.

Dalam konteks kekinian, kecerdasan naturalistik sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan kearah yang positif mengingat kondisi alam yang terus mengalami tekanan dan kerusakan yang signifikan yang kerusakan itu kebanyakan dilakukan oleh tangan-tangan manusia. Penebangan liar, kebakaran hutan, alih fungsi lahan, dan perburuan flora dan fauna telah menempatkan banyak jenis menjadi langka dan berada pada ambang kepunahan dan bahkan banyak yang mungkin sudah punah. Kepunahan berarti kehilangan selamanya, tragedi bagi generasi mendatang yang tidak akan bisa lagi menyaksikan wujud alami flora dan fauna yang sangat unik tersebut.

Disi lain, akumulasi pengrusakan terhadap alam ini bahkan telah menjadi ancaman global yang nyata yaitu naiknya rata-rata suhu bumi sehingga terjadi pemanasan global. Bencana alam seperti banjir, kebakaran hutan, kekeringan yang banyak terjadi dimuka bumi saat ini adalah wujud nyata akibat dari suhu bumi yang semakin panas. Degradasi (penurunan kualitas) alam di Indonesia ini menunjukan potensi dan tingkat kecerdasan naturalistik manusia Indonesia yang tidak terkembangkan dengan baik sehingga menjadi abai dan berkepedulian rendah terhadap kelestarian alam tempat ia berpijak dan hidup.

Pengembangan Taman Obat Keluarga di SMP Negeri 2 
Cipanas untuk pembelajaran dan pelestarian keragaman hayati
Akibat tidak dikembangkan potensi kecerdasan naturalistiknya orang menjadi tidak cerdas ketika harus membuat peraturan untuk melindungi kekayaan alam atau mengadili pelaku kejahatan terhadap alam; menjadi tidak cerdas ketika akan membuka lahan hutan untuk perusahaan atau perkebunan, atau menjadi tidak cerdas ketika mendorong kegiatan pembangunan dengan merusak lahan hutan dan semakin menjauhkan manusia dari mengenal dan memahami alam.

Lalu, bagaimana potensi kecerdasan ini berkembang? Pada prinsipnya manusia memiliki semua profil kecerdasan seperti yang disebutkan oleh Prof Gardner yang tentunya dengan kadar yang berbeda-beda; dan kecerdasan itu bahkan bisa berkembang, menurun, atau rusak. Gerakan perlindungan lingkungan dari yang paling ekstrim seperti yang dikembangkan Green Peace atau upaya-upaya perubahan budaya dan gaya hidup yang lebih organis adalah sebagian kecil contoh kegiatan yang bisa menumbuhkan potensi kecerdasan naturalistik kita. 

Dalam aktifitas yang lebih sederhana, kegiatan berkemah, lintas alam, birdwatching dan kegiatan yang berorientasi alam lainnya juga bisa dijadikan kegiatan yang bisa menumbuhkan kecerdasan naturalistik kita, asal kegiatan itu memang diarahkan untuk upaya memahami dinamika dan kompleksitas alam ini. Salah satu tempat terbaik untuk menyampaikan dan mengembangkan kecerdasan naturalistik adalah sekolah, bisa melalui materi bahan ajar atau contoh nyata perilaku hidup ramah lingkungan oleh...misalnya para guru! SMP Negeri 2 Cipanas ber-visi, salah satuya: berbudaya lingkungan dengan aktifitas nyata yang dituangkan secara resmi dalam suatu program yang disebut Sekolah Berbudaya Lingkungan.

No comments:

Post a Comment